Jumat, 24 Juni 2016

LAPORAN SURVIVAL

LAPORAN SURVIVAL
“JUNGGLE SURVIVAL”

DISUSUN:
WILLY HALOHO                (D1D015025)
WANDA EKA SAPUTRA  (D1D015024)
RAHMANSYAH                   (D1D015031)


images.jpg



DOSEN PENGAMPU:
Drs. Asrizal Paiman M.S

PROGRAM STUDI KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS JAMBI
2016



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Survival adalah berusaha mempertahankan hidup di alam bebas dari hambatan alam sebelum mendapatkan pertolongan. Survival terjadi karena adanya kondisi darurat yang sulit diprediksi/diperkirakan seperti disebabkan oleh alam, kecelakaan, gangguan satwa atau kondisi lainnya.
Jungle survival adalah suatu keadaan yang tidak menentu yang dihadapi seseorang atau sekelompok oarang pada daerah terasing dan terisolir dihutan. Survive berarti mampu mempertahankan hidup dan lolos dari kondisi yang tidak menentu
Dari pengertian diatas seorang rimbawan ataupun mahasiswa kehutanan seharusnya dapat melakukan survival atau kita sebut bertahan hidup di alam. Sebelum melakukan survival tersebut kita diwajibkan mengetahui teknik- teknik maupun cara kita bertahan hidup yang dapat di intruksikan oleh pembimbing sebelumnya.
Melakukan kegitan survival bukannya hanya dapat mengambil resiko yang dapat terjadi secara individu saja tetapi kita harus dapat memikirkan resiko yang diterima kelompok jika ingin melakukan suatu hal dalam survival.

B.     Tujuan laporan

Adapun tujuan kita melakukan survival yaitu:
1.      Mengetahui arti dari survival
2.      Mengetahui teknik melakukan survival
3.      Menganalisis vegetasi yang ada di tempat kita melakukan survival
4.      Bertahan hidup secara berkelompok di alam

C.     Mamfaat laporan

Dalam melakukan survival kali ini  mamfaat utama yaaitu melakukan analisis vegetasi di suatu tempat






BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Anonimus (2011),menyatakan bahwa Vegetasi (dari bahasa Inggris: vegetation) dalam ekologi adalah istilah untuk keseluruhan komunitas tetumbuhan. Vegetasi merupakan bagian hidup yang tersusun dari tetumbuhan yang menempati suatu ekosistem. Beraneka tipe hutan, kebun, padang rumput, dan tundra merupakan contoh-contoh vegetasi.Analisis vegetasi biasa dilakukan oleh ilmuwan ekologi untuk mempelajari kemelimpahan jenis serta kerapatan tumbuh tumbuhan pada suatu tempat.
Tjitrosoepomo (2002 :77),menyatakan bahwa Analisis komunitas tumbuhan merupakan suatu cara mempelajari susunan atau komposisi jenis dan bentuk atau struktur vegetasi. Dalam ekologi hutan, satuan vegetasi yang dipelajari atau diselidiki berupa komunitas tumbuhan yang merupakan asosiasi konkret dari semua spesies tetumbuhan yang menempati suatu habitat. Oleh karena itu, tujuan yang ingin dicapai dalam analisis komunitas adalah untuk mengetahui komposisi spesies dan struktur komunitas pada suatu wilayah yang dipelajari.
Kimbal (1965 :91),menyatakan bahwa Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komposisi jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Untuk suatu kondisi hutan yang luas, maka kegiatan analisa vegetasi erat kaitannya dengan sampling, artinya kita cukup menempatkan beberapa petak contoh untuk mewakili habitat tersebut. Dalam sampling ini ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu jumlah petak contoh, cara peletakan petak contoh dan teknik analisa vegetasi yang digunakan.
Lestari (2006 :76),menyatakan bahwa Dalam ilmu vegetasi telah dikembangkan berbagai metode untuk menganalisis suatu vegetasi yang sangat membantu dalam mendekripsikan suatu vegetasi sesuai dengan tujuannya. Dalam hal ini suatu metodologi sangat berkembang dengan pesat seiring dengan kemajuan dalam bidang-bidang pengetahuan lainnya, tetapi tetap harus diperhitungkan berbagai kendala yang ada.







BAB III
METEDOLOGI

A.    Waktu dan tempat
Adapun waktu dan tempat paktikum :
Hari,tanggal          : Sabtu ,04 juni 2016 (10: 00 wib) s/d Minggu , 05 juni 2016 (10:00 wib)
Tempat                  : Hutan kampus UNJA
B.     Alat dan bahan
Adapun alay dan bahan yaitu:
Alat:
·         Tenda bivak
·         Pisau
·         Tali rafia
·         Meteran
·         Patok bamboo
·         Alat tulis
Bahan :
·           Berbagai vegetasi tumbuhan yang hidup di hutan kampus UNJA
C.     Cara kerja
1.      Menentukan tempat yang akan dihitung vegetasi tumbuhannya
2.      Membuat petak ukuran 5 x 5 meter persegi dengan menggunakan tali raffia yang telah diukur panjangnya dengan pengaris dimana tiap sudut petak diberi patok dari bamboo
3.      Melakukan penghitungan jenis spesies pancang dan jumlahnya tiap spesies tersebut yang berada di dalam petak.
4.      Melakukan 2 dan 3 dengan ukuran 10 x 10 meter persegi untuk tiang dan 20 x 20 meter persegi untuk pohon.
5.      Mengumpulkan data dan membuat dalam bentuk laporan







BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil
1.      Vegetasi flora

Jenis vegetasi
Nama
Keliling
Diameter
Pancang
Bernai
14,9 cm
4,74 cm

11,1 cm
3,53 cm

10,8 cm
3,43 cm

28,8  cm
9,17 cm
tengkawang
10,1cm
3,21 cm
Meranti batu
16 ,4 cm
5,22 cm
Tiang
Sukun
36,7  cm
11,68 cm
Meranti batu
41,6 cm
13, 25 cm

30,3 cm
9,64 cm
Pohon
Kelapa tupai
68,9 cm
21, 94 cm
Jati
91,6 cm
29 ,17 cm
Pohon A
78,2 cm
24,9 cm
Pohon B
79,9 cm
25, 44 cm

2.      Vegetasi fauna

Jenis vegetasi
Nama
Jumlah
Reptil
-
-
Aves
-
-
Amphibi
-
-
Mamalia
-
-
Pisces
-
-

Kelerengan dari tempat praktikum adalah landai



B.     Pembahasan

           Dari kegiatan jungle survival kita harus dapat hidup dia alam dengan secara individu maupun kelompok. Dengan rahan dari pembimbing kita dapat melaksanakan teknik-teknik yamh diajarkan oleh pembimbing dalam melaksanakan kegiatan survival.
           Kegitan yang dilakukan di hutan kampus UNJA kelompok kami menganalisis vegertasi dengan ukuran 5x5 meter persegi  utuk analisis pancang ,ukuran 10x10 meter persegi untuk analisis tiang dan 20x20 meter persegi utuk analisis pohon. Ukuran untuk pancang menggunakan ukuran keliling 10-29 cm untuk ukuran tiang ukuran keliling 30-63 cm dan ukuran pohon menggunakan ukuran keliling >63 cm.
           Data kelompok yang kami dapat yaitu  jumlah pancang 6 spesies dengan jenis spesies bernai,meranti batu dan tengkawang,jumlah tiang 3 spesies dengan jenis spesies  meranti batu dan sukun, jumlah pohon 4 spesies jennies spesies jati , kelapa tupai , pohon A dan pohon B.






BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.    KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang didapat dalam praktikum adalah:
·      Jumlah pancang sebanyak 6 spesies
Benai dengan keliling (14,9 cm, 11,1 cm, 10,8 cm, 28,8  cm)
Tengkawang dengan keliling (10,1cm)
Meranti batu dengan keliling (16 ,4 cm)
·      Jumlah tiang sebanyak 3 spesies
Sukun dengan keliling (36,7  cm)
Meranti batu dengan keliling (41,6 cm, 30,3 cm)
·      Jumlah pohon sebanyak 4 spesies
Kelapa tupai dengan keliling (68,9 cm)
Jati dengan keliling (91,6 cm)
Pohon A dengan keliling (78,2 cm)
Pohon B dengan keliling (79,9 cm)
·      Jenis spesies dari flora ada 8 jenis yaitu
Bernai, Meranti batu ,Tengkawang ,Sukun ,Kelapa tupai ,Jati ,Pohon A, Pohon B
·      Jenis fauna tidak dapat dianalisis secara akurat dalam lapangan
·      Kelerengan dari lapangan adalah landai.

B.     Saran

Dalam melakukan jungle survival kerja sama kelompok sangat di perlukan.








DAFTAR PUSTAKA

Sidoarjo ,watu.2013. JUNGLE SURVIVAL. Diakses dari http://watusidoarjo.blogspot.co.id/2013/03/jungle-survival.html. diunduh pada (08 juni 2016)



LAMPIRAN


image1.JPGimage1 (1).JPG



Tidak ada komentar:

Posting Komentar